Akhir2 ini Bencana longsor banyak terjadi di tanah air kita...
Seperti di kabupaten gowa sepanjang jalan kecematan parigi dan tinggimoncong banyak dijumapai runtuhan tanah/longsor mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi hingga dampaknya menutupi akses transportasi masyarakat, ini baru dampak setempat/on site...
bagaimana dengan dampak tempat lain/Off site-nya???
Coba kita telusuri...Letak geografis ke-2 kecematan tersebut yaitu tinggimoncong dan Parigi kita ketahui berada di Hulu DAS Jeneberang yang nota bene DAS jeneberang merupakan sumber air yang digunakan masyarakat gowa dan makassar yang ditampung dalam wadah yang dikenal DAM Bili-Bili...nah bayangkan, material lonsoran ke-2 kecamatan tersebut, entah tanahnya, batunya ataupun kombinasi keduanya ikut terangkut dan mengalir hingga kehilir atau dengan kata lain menghasilkan sedimen yang cukup besar dalam sekali proses hujan tertentu mengakibatkan DAM Bili-bili tambah mendangkal...
Ditambah musim hujan dengan curah hujan yang tinggi di daerah tersebut menyebabkan air dari Hulu dengan kombinasi hasil longsoran bertambah besar...Artinya daya tampung DAM Bili-Bili tambah berkurang...
Klo aktivitas ini terus berlangsung, Bencana Banjir akan menghantui daerah hilir DAS Jeneberang...Seperti halnya yang terjadi pada DAS Welanae menghasilkan sedimen di Danau Tempe dan mendangkal, ketika air sudah tidak bisa tertampung didanau tempe akhirnya meluap dan menyebabkan banjir didaerah hIlirnya yaitu BONE salah satunya...
Dari uraian diatas, memacu saya melakukan studi kasus di Hulu DAS Jeneberang, setidaknya sebagai acuan dalam upaya mencegah Bencana Banjir yang menghantui ribuan orang, sadar ataupun tidak...
Kedangkalan akalku tak mampu mencernamu Hanya saja aku tahu dirimu Ketajaman rasaku dapat mengenalmu Hingga kau tak asing bagiku Sering kali kau datang dengan wujud beda Sadar ataupun mimpi kaupun datang tanpa diminta Aku ingin kamu
Kamis, 26 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar