Kedangkalan akalku tak mampu mencernamu Hanya saja aku tahu dirimu Ketajaman rasaku dapat mengenalmu Hingga kau tak asing bagiku Sering kali kau datang dengan wujud beda Sadar ataupun mimpi kaupun datang tanpa diminta Aku ingin kamu

Kamis, 26 Februari 2009

Karena Longsor ???

Akhir2 ini Bencana longsor banyak terjadi di tanah air kita...
Seperti di kabupaten gowa sepanjang jalan kecematan parigi dan tinggimoncong banyak dijumapai runtuhan tanah/longsor mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi hingga dampaknya menutupi akses transportasi masyarakat, ini baru dampak setempat/on site...
bagaimana dengan dampak tempat lain/Off site-nya???
Coba kita telusuri...Letak geografis ke-2 kecematan tersebut yaitu tinggimoncong dan Parigi kita ketahui berada di Hulu DAS Jeneberang yang nota bene DAS jeneberang merupakan sumber air yang digunakan masyarakat gowa dan makassar yang ditampung dalam wadah yang dikenal DAM Bili-Bili...nah bayangkan, material lonsoran ke-2 kecamatan tersebut, entah tanahnya, batunya ataupun kombinasi keduanya ikut terangkut dan mengalir hingga kehilir atau dengan kata lain menghasilkan sedimen yang cukup besar dalam sekali proses hujan tertentu mengakibatkan DAM Bili-bili tambah mendangkal...
Ditambah musim hujan dengan curah hujan yang tinggi di daerah tersebut menyebabkan air dari Hulu dengan kombinasi hasil longsoran bertambah besar...Artinya daya tampung DAM Bili-Bili tambah berkurang...
Klo aktivitas ini terus berlangsung, Bencana Banjir akan menghantui daerah hilir DAS Jeneberang...Seperti halnya yang terjadi pada DAS Welanae menghasilkan sedimen di Danau Tempe dan mendangkal, ketika air sudah tidak bisa tertampung didanau tempe akhirnya meluap dan menyebabkan banjir didaerah hIlirnya yaitu BONE salah satunya...

Dari uraian diatas, memacu saya melakukan studi kasus di Hulu DAS Jeneberang, setidaknya sebagai acuan dalam upaya mencegah Bencana Banjir yang menghantui ribuan orang, sadar ataupun tidak...

Minggu, 08 Februari 2009

Save to SULTRA

Di Provinsi Sultra mempunyai potensi lahan pertambangan yang luas...Terdapat sekitar 10% dari luas total hutan yang masuk dalam kawasan hutan konservasi kini menjadi lahan penambangan nikel dan emas termasuk kabupaten termuda bombana yG kini lagi hebohnya manusia serakah datang ikut andil untuk mengisi dompet dan perut mereka...

Selain aktivitas penambangan ada yang berperan ganda sebagai pencurian kayu dan perambahan...

Kalo kegiatan eksplotasi-an hutan di atas terus berlanjut maka akan menyebabkan benteng pertahanan ekosistem hutan akan hancur seketika dalam hitungan keturunan pertama generasi mendatang...
iTu baru 10% dari luas total hutan... Nah, bagaimana kalo bertambah hingga menjadi 20 sampai 30 %, bayangkan...kemungkinan besar generaasi skrg akan menyaksikan robohnya benteng ekosistem hutan di Sultra!!!Amin...Amin...Amin...Moga saja ini tidak terjadi...

Dari itu...Masyarakat setempatlah yG bisa mengabulkan permohonan ini agar benteng ekosistem hutan Sultra tetap kokoh dan terselamatkan dari kehancuran para manusia serakah...

Buat masyarakat setempat di Sultra...
SAVE TO SULTRA...
Mari bersama-sama selamatkan hutan Sultra...

GOD LOVE...
EARTH LOVE...
PEOPLE LOVE...

Senin, 02 Februari 2009

Menuju Puncak . . .

Segerombolan pendaki berjalan beriringan dengan carier dipundak yang berisikan perlengkapan dan

kebutuhan hari2nya dalam perjalanan kepuncak...Dengan harapan sampai pada titik tujuan

perjalanan...

Namun segerombolan pendaki tersebut beraneka warna-warni khas dan karakter yang melekat pada

dirinya...

Karakter pertama tidak sadar apa tujuan dan makna yang dia lakukan, dia hanya ikut berjalan,

berlari, duduk, makan, tidur dan mengikuti barisan hingga sampai ke puncak...

Karakter kedua sama dengan yang pertama, Hanya saja dia sadar yang dia lakukan...Tp dengan

kesadarannya tak ada pengaruh sama sekali terhadap lingkungan barisannya dan bahkan untuk

dirinya...

Karakter ketiga agak mulai beda dengan karakter pertama dan kedua...Dia tahu persis tujuan dan

makna dari perjalanannya...Dia melakukan beberapa hal dalam perjalanannya ke puncak, Tp

sayangnya semua yang dia lakukan tak lain hanya keEgoannya...

Karakter keempat sangatlah berbeda dengan ketiga karakter di atas...Dia melakukan perjalanan

dengan langkah yang terarah...Berjalan dengan sadar dan melakukan banyak hal untuk

kepentingan dan kebutuhan gerombolan pendaki hingga memimpin barisan pendakian sampai pada

titik puncak yang dia tuju tanpa satupun yang tertinggal...



Bacaan di atas merupakan sebuah renungan buat kita semua...

Cari dan temukan dirimu dari karakter diatas dalam perjalanan hidupmu menuju puncak ILAHI...


GOD LOVE...EARTH LOVE...PEOPLE LOVE...